top of page

Tari Lading

Dengan menggunakan dua buah pisau atau lading yang masih sangat tajam, para penari kemudian menusukkannya kebagian kepala sembari menari menhhikuti irama musik. Tari lading begitulah nama tarian khas kabupaten PALI yang dibawahkan oleh tiga orang ini.

Tari lading ini merupakan warisan nenek moyang marga Penukal, namun saat ini, tarian ini sudah bisa dibawahkan setiap rakyat kabupaten PALI di setiap kegiatan aatau acara pernikahan dan penyambutan tamu.

Menurut cerita, tari lading hanya bisa dibawakan penari kaum perempuan, hal ini sebagai gambaran bahwa kaum perempuan zaman dahulu tidak boleh dianggap lemah oleh siapapun terutama pada zaman penjajah.

Selain itu, gerak lemah lembut para perempuan saat menari menjadi salah satu, taktik melawan penjajah, dimana penjajah terbuai gerakan lemah lembut tersebut sehingga dengan mudah para perempuan menyerang menggunakan pisau yang mereka gunakan.

Dari informasi yang berhasil didapatkan dari Azizat, salah seorang penari tari lading. Dara yang berasal dari desa Tempirai kecamatan Penukal Utara menjelaskan menari tari lading sudah dilakoni sejak beberapa tahun serta dubumbing orang tuanya.

Ia menambahkan tari lading sebagai benruk bahwa perempuan tidak boleh dianggap lemah oleh siapapun, ia menceritakan membawakan tari lading pertama kali merasa cukup takut karena berhadapan dengan pisau yang tajam, namun hingga saat ini sudah terbiasa dan tidak ada rasa takut saat memainkan pisau dalam menari.

 
Tag Cloud
  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Google+ Social Icon
  • YouTube Social  Icon
  • Instagram Social Icon
Featured Review
Archive
Categories

Copyright © 2017. All Right Reserved

bottom of page